Sabtu, 24 November 2018

Banyu Anjlok, Surga Tersembunyi yang Mengalami Modernisasi


Banyu Anjlok, air terjun di wilayah desa Somosari ini semakin ramai dengan pengunjung terutama setiap akhir minggu atau selama musim liburan. Air terjunnya yang mengucur cantik dari tebing ditambah dengan tumbuhan hijau di sekelilingnya menambah daya tarik air terjun ini.

Banyu yang berarti "air" dan anjlok yang artinya "jatuh". Itulah makna dari nama air terjun ini, terletak di desa Somosari, Batealit, Jepara tepatnya di dukuh Sewengan. Beberapa saat yang lalu pernah diadakan kunjungan dari dinas kabupaten Jepara. Hal itu memberi dampak baik bagi pembangunan jalan menuju dukuh Sewengan itu yang sebelumnya rusak berat sekarang sudah diperbaiki dan diaspal dengan baik. Pembangunan akses jalan tersebut membuat para pengunjung lebih nyaman untuk berkunjung ke air terjun dengan lancarnya jalan sampai di parkiran warga sebelum akhirnya menyusuri jalan setapak untuk menuju air terjun yang pertama kali dipublikasikan pada akhir tahun 2016 ini.

Untuk sampai ke air terjun, pengunjung harus menyusuri jalan setapak melintasi perbukitan dengan pemandangan alam yang sangat menawan. Sepanjang perjalanan dapat dilihat hamparan hutan dan sawah serta pemukiman warga. Di beberapa spot yang tepat, dapat juga dilihat pemandangan puncak Sapta Renggo atau lebih dikenal dengan Puncak 29 dan Puncak Natas Angin. Menurut warga setempat, jarak menuju kedua puncak tersebut lebih dekat bila melalui jalur ini. Namun, jalurnya lebih ekstrem dibandingkan dengan jalur Rahtawu yang selama ini sudah sering dilalui untuk mencapai kedua puncak tersebut.

Selain menuju Banyu Anjlok , jalan setapak ini juga jalan menuju air terjun Wedung Kecemplung dan Puncak atau Bukit Syamil yang belakangan ini sempat ramai di sosial media. Wedung Kecemplung adalah air terjun yang tidak terlalu tinggi, mengalir melintasi batuan. Bukit Syamil adalah bukit yang ditumbuhi banyak ilalang dan saat sedang tumbuh akan berwarna merah.

Perjalanan naik, turun dan melintasi bukit yang melelahkan selama 30-45 menit tersebut akan terbayar setelah melihat kucuran air terjun yang sebelum jatuh ke kolam tampungnya akan melewati batuan besar yang menambah cantik aliran air terjunnya. Namun, pembangunan di sekitar air terjun membuat air terjun ini kehilangan kealamiannya. Di dekatnya telah dibangun gazebo, tulisan Banyu Anjlok dan tangga menuju air terjun. Mungkin dimaksudkan untuk memudahkan pengunjung, sebagai tempat istirahat setelah perjalanan panjang dan tulisan sebagai identitas air terjun. Namun, keasrian dan kealamiannya justru berkurang. Itu pendapat masing-masing orang. Yang pasti, satu hal yang harus dijaga adalah kebersihannya, jangan cuma mau menikmati alamnya tanpa mau menjaganya. Percuma kalau ditambah fasilitasnya tapi malah mengotori alam air terjunnya.(10/11/18)Han.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar